Artikel Terkini
Setelah kita menjalani prosedur tambal gigi, ada beberapa efek samping yang mungkin kita alami. Walaupun prosedur ini umum dan relatif aman, tetap ada beberapa reaksi tubuh yang mungkin terjadi dan perlu kita ketahui. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang efek-efek samping tersebut, yang walaupun terkesan tidak nyaman, sebenarnya merupakan bagian normal dari proses penyembuhan. Jadi, jangan khawatir! Mari kita belajar bersama apa saja yang mungkin terjadi setelah kita melakukan tambal gigi.
Pulpitis adalah peradangan yang terjadi pada pulpa gigi, yaitu bagian dalam gigi yang berisi saraf dan pembuluh darah. Nah, peradangan ini bisa terjadi setelah kita melakukan tambal gigi, dan ada beberapa alasan kenapa bisa begitu.
Pertama, saat proses penambalan, terkadang ada prosedur yang menyebabkan sedikit trauma pada pulpa gigi. Ini bisa terjadi karena penggunaan alat-alat selama proses tambal, seperti bor, yang mungkin menyentuh atau menggetarkan pulpa.
Kedua, ada kemungkinan bahan tambalan yang dipakai menyebabkan reaksi kimia yang tidak bersahabat dengan pulpa gigi. Ada beberapa jenis bahan tambalan yang bisa memicu reaksi sensitif pada pulpa. Ketiga, kadang saat menambal gigi yang berlubang cukup dalam, jarak antara bahan tambalan dan pulpa gigi menjadi sangat tipis. Hal ini bisa membuat pulpa gigi mudah teriritasi.
Nah, gejala pulpitis itu sendiri biasanya berupa rasa sakit pada gigi yang ditambal, terutama saat digunakan untuk menggigit atau terkena suhu panas atau dingin. Jadi, kalau kamu merasa ada yang tidak beres atau rasa sakit setelah tambal gigi, sebaiknya langsung konsultasi ke dokter gigi, ya. Mereka yang paling tau gimana cara menanganinya dengan tepat.
Kamu juga bisa mengalami reaksi alergi setelah tambal gigi. Biasanya, hal ini disebabkan oleh bahan yang digunakan dalam proses tambal gigi. Ada beberapa jenis bahan tambal, seperti amalgam (yang mengandung merkuri), resin komposit, kaca ionomer, dan lain-lain. Nah, dari bahan-bahan ini, ada beberapa yang bisa memicu alergi pada orang tertentu.
Paling umum sih alergi terjadi karena bahan resin komposit. Resin ini mengandung bahan kimia yang namanya Bisphenol-A (BPA) dan beberapa jenis monomer. Bagi beberapa orang, zat ini bisa memicu reaksi alergi. Gejala alerginya bisa beragam, mulai dari gatal-gatal di mulut, bibir bengkak, sampai ruam di sekitar mulut.
Amalgam, yang mengandung merkuri, juga bisa jadi penyebab alergi, meski jarang terjadi. Orang yang alergi terhadap merkuri biasanya akan mengalami gejala seperti luka atau iritasi di gusi, atau rasa tidak nyaman di area mulut.
Untuk menghindari alergi, penting banget buat memberi tahu dokter gigi kalau kamu punya riwayat alergi terhadap bahan tertentu. Dokter gigi biasanya akan memilih bahan tambal yang paling cocok dan minim risiko alergi untuk pasiennya. Jangan ragu juga untuk tanya-tanya ke dokter gigi tentang bahan yang akan digunakan, supaya kamu bisa lebih tenang dan nyaman pas proses tambal gigi.
Setelah kamu melakukan tambalan gigi, mungkin aja nih kamu ngerasa gigi jadi lebih sensitif terhadap suhu, baik itu panas atau dingin. Nah, kenapa bisa gitu ya? Coba kita bahas.
Pertama, pas proses tambal gigi, dokter gigi tuh ngilangin bagian gigi yang rusak dan diganti sama bahan tambalan. Kadang, proses ini bisa bikin lapisan terluar gigi atau email gigi jadi tipis. Akibatnya, saraf gigi yang ada di dalam lebih gampang terganggu sama suhu makanan atau minuman yang kamu konsumsi.
Kedua, bahan tambalan itu sendiri. Ada beberapa jenis bahan tambalan, dan masing-masing punya tingkat konduktivitas yang beda. Artinya, ada bahan tambalan yang bisa lebih cepat ngelewatin suhu ke saraf gigi. Jadi, kalo kamu makan es krim atau minum kopi panas, sensasi dingin atau panasnya itu bisa langsung ‘nyampe’ ke saraf gigi.
Terus, ada juga kemungkinan tambalan nggak pas sempurna. Misalnya nih, kalo tambalannya nggak rapat atau terlalu tinggi, ini bisa bikin gigi kamu lebih sensitif. Gigi jadi lebih mudah bereaksi sama perubahan suhu.
Tapi, tenang aja, biasanya sensitivitas ini cuma sementara kok. Dalam beberapa hari atau minggu, gigi kamu bakal menyesuaikan diri dengan tambalan baru. Kalo ternyata sensitivitasnya bertahan lama atau malah tambah parah, baiknya kembali ke dokter gigi buat cek ulang kondisinya.
Rasa sakit yang menyebar ke gigi lain di sekitar gigi yang baru saja ditambal bisa jadi cukup mengganggu, ya. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Pertama, mungkin ada infeksi atau peradangan di area gigi yang ditambal. Kondisi ini bisa membuat area sekitarnya jadi ikutan sensitif dan nyeri.
Kedua, bisa jadi ada masalah dengan proses penambalan itu sendiri. Misalnya, tambalan yang terlalu tinggi atau tidak pas bisa membuat tekanan berlebih pada gigi sekitar saat kamu mengunyah. Ini bisa menyebabkan rasa sakit yang merambat ke gigi lain.
Ketiga, mungkin ada masalah lain pada gigi di sekitar yang belum terdeteksi. Misalnya, ada gigi lain yang juga mengalami kerusakan atau pembusukan yang belum ditangani.
Malocclusion, atau yang sering disebut dengan “gigi yang nggak rapi” itu, bisa terjadi setelah kita menambal gigi, lho. Nah, ini bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, pas tambal gigi, kadang bentuk tambalannya bisa lebih besar atau beda dari bentuk gigi aslinya. Ini bisa bikin gigitan kita jadi nggak pas lagi.
Kedua, bisa jadi karena tambalan itu keras banget, terus pas kita makan atau mengunyah, gigi yang lain jadi terpaksa menyesuaikan diri. Lama-lama, ini bisa bikin susunan gigi kita berubah. Ketiga, kalau proses tambal gigi nggak teliti, misalnya tambalannya nggak rata atau malah bikin gigi yang tadinya rapat jadi renggang, ya itu juga bisa bikin masalah.
“Galvanic shock” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi listrik yang terjadi di mulut seseorang. Ini terjadi khususnya setelah proses tambal gigi. Biar saya jelasin ya, gimana sih ini bisa terjadi.
Kondisi ini biasanya terjadi pas ada dua logam berbeda di dalam mulut, seperti emas dan amalgam (yang biasa dipakai buat tambal gigi). Nah, ketika logam-logam ini kontak sama air liur, mereka jadi kayak baterai kecil. Ini yang bikin terjadi arus listrik lemah di mulut.
Efeknya? Bisa bikin sensasi seperti kesetrum atau ngilu yang cukup mengganggu. Biasanya, ini terasa pas gigi yang ditambal menyentuh gigi lain atau logam lain, seperti sendok atau garpu.
Tapi tenang, meski namanya kedengeran serem, ‘galvanic shock’ ini sebenernya nggak berbahaya. Cuma, emang agak nggak nyaman aja. Biasanya, efek ini cuma sementara dan akan menghilang sendiri setelah beberapa waktu. Tapi kalau kamu ngerasa terganggu banget atau efeknya lama hilangnya, ada baiknya kamu balik ke dokter gigi buat cek ulang. Dokter gigi bisa aja ganti bahan tambalan atau ngasih solusi lainnya.
Efek samping tambal gigi yang sering terjadi adalah rasa nyeri atau sakit pada gusi. Ini biasanya terjadi karena proses tambal gigi bisa menyentuh area gusi, terutama jika lubang gigi yang ditambal dekat dengan garis gusi. Selain itu, alat-alat yang digunakan selama proses tambal gigi bisa menyebabkan gusi jadi sedikit sensitif atau iritasi.
Biasanya, rasa sakit atau nyeri ini nggak terlalu parah, loh. Rasanya mungkin seperti gusi yang agak ngilu atau sensitif saat menyentuh atau saat makan. Ini normal terjadi dan biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa hari.
Tapi, kalau kamu merasa sakitnya terus-terusan dan nggak kunjung membaik, atau malah tambah parah, jangan ragu untuk kembali ke dokter gigi. Bisa jadi ada hal lain yang perlu ditangani.
Merawat tambalan gigi itu penting banget, supaya gigi kita tetap sehat dan tambalannya awet. Nah, aku kasih tau ya tips-tipsnya, biar tambalan gigimu tahan lama dan mulutmu tetap sehat.